jump to navigation

Agustus 23, 2017

Posted by walhisultengnews in Tidak Dikategorikan.
add a comment
images (2)

Sumber: skbsjbflasnbadodlandvklasnvdanalnadnanaadnaanvaknvanalnvadnvavnanvanvavnnavnnvnavnanvananvanlllllllllllllllllllllllll

Pembukaan Lahan Plasma Melewati Tapal Batas Desa Agustus 23, 2017

Posted by walhisultengnews in Tidak Dikategorikan.
add a comment
DSCN7710

Sumber: foto-Walhi Sulteng-perkebunan sawit

PEMBUKAAN – Kebun Plasma sawit di Desa Mopu dan Desa Modo di Kecamatan Bukal Kabupaten Buol, yang sedang di kerjakan Perusahaan PT. Hardaya Inti Plantation (PT. HIP).

Pasalnya, belasan hektar lokasi kebun warga di Desa tetangga sudah di gusur menggunakan alat berat. Sehingga warga dan pemerintah desa sama-sama melakukan protes kepada pihak Koperasi Sinar Bahagia Desa Mopu, dan perusahaan sebagai pelaksana kegiatan.

“Penggusuran untuk penanaman kebun plasma yang di mulai dari Desa Mopu sudah melampaui titik koordinat batas wilayah desa kami,” ungkap Kades Bokat IV  (Bokat Empat) Kecamatan Bokat, Helis Herawati, kepada Radar Sulteng, Selasa (22/8).

Dijelaskannya, pihak koperasi dan perusahaan tidak melakukan koordinasi lebih dulu dengan pemerintah desa lain, untuk melakukan pekerjaan pembukaan lahan eks transmigrasi itu, yang sudah memiliki sertifikat puluhan tahun dan peta wilayah asli berdasarkan letak geografis desa. Demikian juga di Desa Duamayo yang dimekarkan dari Desa Bokat IV sejak beberapa tahun silam.

Dikatakannya, lahan warga sudah terkena gusuran untuk kebun plasma semua bersertifikat, dan rutin setiap tahun dibayar pajaknya. Pemerintah desa dan juga aparat bersama warga, sudah melakukan peninjauan kelokasi dan hasilnya pekerjaan sudah melewati titik batas yang ada dalam peta desa.

“Masalah ini saya sudah laporkan ke Bapak Bupati selaku Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan pihak koperasi sebagai pihak pelaksana kegiatan, agar segera ditinjau kembali, agar duduk bersama untuk menyelesaikan persoalan ini,” ujar Helis.

Prana, petugas di bagian pelaksana pembukaan kebun plasma PT. HIP menuturkan, dalam pekerjaan ini perusahaan hanya sebagai mitra kerja dengan koperasi yang menyediakan alat berat untuk melakukan pembukaan lahan sesuai petunjuk yang diberikan, dan masalah tapal batas wilayah perusahaan tidak tahu menahu soal itu.

Meski demikian, pembukaan lahan yang telah dihentikan sementara oleh pemerintah ini, perusahaan menunggu realisasi perbaikan dokumen dari koperasi untuk melanjutkan kembali kegiatan.

“Kita menunggu saja penyelesaian tapal batas wilayah dengan desa lain. Setelah selesai baru kita kerja kembali,” tandas Prana. (tam)

Sumber: Radar Sulteng, Rabu 23 Agustud 2017

PALU DIKEPUNG ZAT BERBAHAYA MERKURI April 10, 2017

Posted by walhisultengnews in tambang.
add a comment
tambang-poboya

Sumber : http://beritapalu.net/2017/02/23/polda-sulteng-temukan-21-alat-berat-di-tahura-poboya/

PALU – Selain merusak lingkungan disekitar lokasi tambang, aktivitas tambang emas di poboya juga mengancam kehidupan seluruh masyarakat di Pota Palu. Bahaya tersebut di sebabkan dari penggunaan zat berbahaya jenis merkuri. Bahkan penggunaan merkuri di Poboya melebihi standar yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO).

Hal yang memprihatinkan ini, membuat ilmuan asal Jepang bersama akademisi Universitas Tadulako (Untad) beberapa kali melakukan penelitian terkait penyebaran merkuri di Kota Palu akibat aktivitas tambang emas di Poboya. Penelitian tersebut bahkan telah di terbitkan dalam jurnal internasional.

Dalam penelitian yang dilakukan sejak tahun 2010 hingga 2012 antara Akademisi Untad yang di Lakukan  Rektor Untad, Prof Dr Ir Muhammad  Basir Cyio SE MS dan Dr Isrun SP MP, serta tiga Profesor asal  jepang yakni Profesor Tomonori Kawakami dari Toyama Prefectural University serta Profesor Takanobu Inoue dari Toyohashi University of Technology dan Profesor Nagafuchi Osamu dari Graduate School of Enviromental Science Departemen of Ecosystem Studies University of shiga Prefecture terungkap bahwa kadar zat berbahaya Merkuri di Udara Kota Palu sudah melebihi standar maksimal yang di tetapkan WHO.

“Memprihatikan dan ironis. Karena kadar Merkuri di Palu sudah melebihi standar dunia,” ujar Dr Isrun SP MP saat ditanya tanggapannya dengan keadaan Palu saat ini. Bahkan kata Isrun saat penelitian mereka di ketahui hasilnya, ketiga Profesor asal Jepang tersebut tampaknya ketakutan meskipun hanya untuk sekedar bernafas.

Lanjut Isrun saat ditanyai ketiga Profesor asal Jepang tersebut, ternyata ketakutannya dikarenakan kelebihan kadar zat barbahaya jenis merkuri di udara Kota Palu yang sangat tinggi. “Standar WHO itu, hanya 1000 nano gram/m3 (ng/m3). Sedangkan di Palu, beberapa tempat sudah melebihi angka tersebut. Itu tahun 2012, bagaimana dengan saat ini,” tambahnya.

Sekali pun saat ini belum tampak dampak penyebaran merkuri terhadap kesehatan manusia, namun menurut Isrun, melihat fenomena dalam kasus yang sama di Minamata Jepang, dalam kurun waktu 15 tahun, baru terlihat adanya pengaruh dari pencemaran merkuri terhadap kesehatan mausia.

Dampak tersebut kata Isrun akan teribat pada janin yang cacat saat lahir. Makanya kata Isrun. Saat memaparkan materi pencemaran merkuri di kantor Gubernur dalam kegiatan Focus Group Dsicussion (FGD) dengan Gubernur serta Kementerian Lingkungan hidup dan Kehutanan (KLHK), dan aparat kepolisian, Profesor Soeryo Adiwibowo dari Institut Pertanian (IPB) sampai membuat pernyataan bahwa yang terjadi di Poboya sudah masuk kategori kejahatan kemanusiaan.

“Seharusnya kalimat ‘kejahatan Kemanusiaan’ dari seorang  guru besar ini jadi acuan bagi penegak hukum untuk lebih tegas dan bertindak,” tegasnya. Dalam penelitiannya juga, Isrun menyebutkan bahwa kandungan merkuri di atas Markas Polda Sulteng di Jalan Soekarno Hatta sudah melebihi standar WHO.

“Hampir di seluruh wilayah Palu, udaranya mengandung Merkuri untuk kawasan Mapolda yang baru, pada tahun 2012, kandungan merkurinya 1.378ng/m3. Ini sudah sangat berbahaya,” ungkapnya. Secara keseluruhan Isrun mengungkapkan hasil penelitiannya bersama Rektor Untad dan 3 Profesor asal Jepang itu, bahwa udara di Kota Palu sudah dikepung zat berbahaya jenis Merkuri.

Di tempat aktivitas tambang, kandungan Merkuri di udara sudah 47 kali lipat lebih besar melampaui standar WHO. Untuk area udara di kawasan tambang Poboya, mencapai 47.237 ng/m3. Sedangkan pemukiman warga di Poboya kadar Merkuri di Udaranya mencapai 1.488 ng/m3, udara di Mapolda baru melebihi standar WHO yakni mencapai 1.378 ng/m3, Jalan Soekarno Hatta berdekatan dengan kantor Badan Intelejen Negara (BIN) 1.180 ng/m3 Daerah Sisingamangaraja (Sigma) sedikit lebih rendah yakni 293 ng/m3. Sedangkan jalur Dua Moh Yamin dan Jalan Dewi Sartika mendekati Perbatasan Kabupaten Sigi, kandungan Merkuri di udaranya hampir sama yakni melebihi 500 ng/m3. Udara di sepanjang Jalan Diponegoro hingga memasuki kelurahan Silae seluruh udaranya tercemar dengan kadar Merkuri yang berfareasi dari 13 hingga 119 ng/m3. Sementara yang belum teridentifikasi kandungan Merkuri di udaranya ialah di Kawasan Gawalise..

“Ini hasil 2012 lalu. Saat itu hanya kawasan gawalise yang tidak teridentifikasi, bagaimana dengan saat ini yang sudah 5 tahun yang lalu dari penelitian saat itu. Tentunya kota kita ini, sudah di kepung zat berbahaya Merkuri,” tandasnya. Hasil penelitian ini, selain di bukukan dalam Jurnal Internasional yang mengangkat tema Environmental Pollution and Degradation in Indonesia di Universitas Tadulako pada 17 September 2011.

Secara tegas Isrun mengatakan bahwa tidak ada jalan lain selain menghentikan aktivitas tambang emas di Poboya. Sebenarnya lanjut Isrun tidak sulit bagi aparat Kepolisian untuk menghentikan aktivitas tambang ilegal tersebut, cukup dengan menghentikan pasokan Merkuri yang sebenarnya memang tidak boleh beredar dengan bebas. Terlebih lagi yang paling mencengangkan kata Isrun ialah tambang Poboya merupakan satu-satunya tambang emas yang beraktivitas di dalam Kota.

“Mustahil zat berbahaya seperti Merkuri itu bisa beredar dengan bebas. Kalau pasokannya bisa di hentikan, maka aktivitas di atas (poboya,red) juga akan terhenti dengan sendirinya,” tegasnya. Dengan tegas pula Isrun menyampaikan bahwa isu pencemaran Merkuri akibat aktivitas tambang emas poboya sudah menjadi isu Internasional bahkan akademisi sudah melakukan penelitian secara ilmiah bersama dengan akademisi dari luar negeri yang mengungkapkan fakta mencengangkan terkait kadar merkuri di udara yang menyelimuti seluruh Kota Palu.

“Sunggu sangat prihatin dengan keadaan kita disini (Palu,red). Tinggal perhatian, bahkan kepedulian Pemerintah setempat termasuk aparat Polri yang kita harapkan. Karena akademis sudah ungkap faktanya, bahkan bersama dari Universitas luar negeri. Tapi kan kita sendiri disini yang tidak peka,” tutupnya. (saf)         

Radar Sulteng*Senin, 10 April 2017

DPRD Akan Tinjau Galian C di Desa Walandano Maret 17, 2017

Posted by walhisultengnews in Tidak Dikategorikan.
add a comment

 

20-KELUHaaaaaaaaa

 

DONGGALA – Kondisi Longsor di Walandano hingga Malei Kecamatan Balaesang Tanjung kian memburuk. Salah satu faktor terjadinya longsor memang karena hujan yang mengguyur dua desa tersebut beberapa pekan terkhir. Akibatnya akses jalan nyaris tak bisa di lalui kendaraan roda dua.

Radar Sulteng(Foto: UjangSuganda)

Namun menurut tokoh masyarakat Desa Malei, Israfil, pelongsoran tersebut karena adanya aktivitas galian C di sekitar jalan penghubung Desa Walandano dan Malei tersebut. Israfil mengaku titik longsor terparah juga berada di sekitar galian C. “Masyarakat sini sudah cukup lama mengeluhkan aktivitas galian C tersebut,” ungkapnya.

Secara detailnya kata Israfil, galian C tersebut mengeruk tanah di bagian gunung Desa Walandano yang merupakan aliran air. Akibatnya aliran air semakin deras turun kebagian jalan. “jadi sedikit demi sedikit air itu merusak jalan dan akhirnya terjadilah longsor. Ditambah lagi ketika terjadi hujan, aliran air itu semakin deras karena jalurnya air yang mereka bongkar,” terangnya.

Dengn adanya galian C tersebut menurut Israfil juga berdampak  bagi nelayan sekitar. Pasalnya tepat dibibir pantai dibangun dermaga yang ditimbun menggunakan pasir dan tanah. Akibatnya air menjadi keruh dan salah satu spot nelayan untuk mencari ikan hilang. “Sebelumnya nelayan juga sering menangkap ikan di sekitar galian C itu, tapi sekarang sudah tidak bisa. Kami hanya berharap, akses jalan maupun aktivitas kami di Kecamatan Balaesang tanjung ini tidak terganggu dengan adanya galian C itu,” harapnya.

Menanggapi keluhan masyarakat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Donggala rencananya akan turun langsung untuk meninjau aktifitas galian C tersebut. Hal ini di ungkapkan Ketua Komisi III DPRD Donggala, Asis Rauf. Dalam waktu dekat ini kata asis akan ada tim yang turun ke lapangan. “Kita akan turun ke lokasi untuk melihat langsung aktivitas galian C yang dikeluhkan warga sekitar,” ujarnya.

Disamping itu DPDR juga kata Asis akan memeriksa izin maupun berkas-berkas tambang galian C tersebut. Agar akses masyarakat di Kecamatan Balaesang Tanjung bisa kembali normal, maka diharapkan pula peran dari Pemerintah untuk mengantisipasinya. “kita akan cek IUP galian C itu,” pungkasnya. (ujs)     Radar Sulteng*Kamis, 9 Maret 2017

zdzjkzg Maret 17, 2017

Posted by walhisultengnews in Tidak Dikategorikan.
add a comment

dasdasjhdgasjdasdgaskjdnmdnjcsac

Siap Rekomendasi Penutupan PLTU Panau Jika Hasil Uji Lab Flay Ash Dinyatakan Berbahaya Januari 24, 2017

Posted by walhisultengnews in Tidak Dikategorikan.
add a comment

PALU – Saat ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu tengah menunggu hasil uji laboratorium sampel flay ash hasil pembakaran batubara PLTU palu yang beroprasi di Kelurahan Panau, Kecamatan Tawaili. Sebab, flay ash pengoperasian mesin pembangkit listrik  di Kota Palu itu, diduga menggunakan radioaktif yang memiliki zat sangat berbahaya bagi kesehatan lingkungan. “Kepastian benar tidaknya dugaan itu, kami masih menunggu hasil lab yang dilakukan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Indonesia, “Kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH),Musliman, belum lama ini.

 

Image result for foto PLTU panau

Sumber : https://www.google.co.id/search?q=foto+PLTU+panau

Pekan lalu,lanjut dia,pihaknya juga telah mengirim sampel flay ash tersebut untuk dilakukan uji laboratorium oleh Batan. Menurutnya, uji sampel flay ash merupakan tindak lanjut salah satu tuntutan warga sekitar yang menyatakan flay ash mengandung zat radioaktif.”Ini kami lakukan, menyusul adanya desakan dari warga setempat, yang mengakui tergangu kesehatan mereka terhadap keberadaan PLTU,”Kata sang kadis.

Warga  sekitar menuding flay ash mengandung zat radioaktif berbahaya, telah menyebabkan beberapa warga lainnya terserang penyakit sampai akhirnya meninggal dunia. “Pengakuan warga akibat menghirup debu flay ash. Bahkan juga, ada warga yang terkena kangker, hingga di sebutkan meninggal,”Paparnya. Lembaga Batan yang melakukan uji laboratorium terhadap hal itu, terangnya, telah menginformasikan bahwa uji sampel telah selesai dilakukan. Rencananya, hasil uji itu akan dikirim dalam pekan ini. Untuk menguatkan hasil uji, lanjutnya, pihaknya juga akan melibatkan akademisi Untad Palu untuk menyosialisasikan hasil uji sampel kepada masyarakat di sekitar pengoprasian PLTU panau.

Bila nantinya sampel membuktikan memang mengandung zat radioaktif berbahaya, maka dengan sangat terpaksa pihak DLH palu akan merekomendasikan penutupan pengoprasian PLTU panau.”Ya kita desak untuk tutup. Karena itu berahaya bagi kehidupan manusia. Tapi jika terbukti,”Janji musliman. Sebaliknya, sambunganya, apabila sampel tidak membuktikan adanya kandungan zat radioaktif berbahaya terhadap lingkungan, pihaknya akan tetap mendesak pihak PLTU untuk segera mengurus izin lingkungan terkait penanganan debu flay ash.

“Kita dorong agar flay ash itu di tangani dengna baik. Karena inti masalahnya adalah debu flay ash yang berterbang kerumah rumah warga,”harap kadis. Selain itu, efek getaran dan kebisingan ketika PLTU itu beroprasi. Untuk hal ini, pihaknya juga sedang menunggu hasil uji laboratorium dari Sucofindo Indonesia. “Sucofindo yang akan menguji sejauh mana bahaya efek getaran dan kebisingan. Jika semua uji lab telah diperoleh, baru kita bisa menentukan seperti apa penanganan secara koprehsif terhadap dampak pengoprasian PLTU panau,”ujar musliman.(sur)

 

Radar Sulteng, Minggu 15 Januari 2017

Larangan Reklamasi Segera Dipasang Kembali Desember 30, 2016

Posted by walhisultengnews in Tidak Dikategorikan.
add a comment

Palu – Kepada Dinas Penataan Ruang dan Perumahan (DPRD) Kota Palu, Rahmat Kamaroe mengatakan bahwa tidak akan melibatkan aparat Kepolisian atau ada pengamanan ketat untuk memasang kembali plang larangan reklamasi Pantai Talise yang dicopot. “Kami meminta masyarakat menghargai plang larangan ini. Kalau memang bagaiman nanti statusnya reklamasi itu tergantung dari proses pemeriksaan,”Kata Rahmat Kawaroe kepada Radar Sulteng, kemarin(29/12).

Image result for foto pemasangan plang reklamasi

Sumber : https://www.google.co.id/search?q=foto+pemasangan+plang+reklamasi&biw

Mantan Kadis Pekerjaan Umum Kota Palu ini mengungkapkan, akan mendorong Wali Kota Palu untuk segera memasang tiga titik yang dicabut dari tujuh titik oleh oknum tidak bertanggung jawab tersebut. Dia mengakui, menerima laporan dari pihak Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) ada tiga plang yang dicabut, termasuk salah satunya reklamasi di Talise. Dua lokasi lainnya terdapat di Taman Ria dan sekitar Mesjid  Terapung, Kelurahan Lere, Palu Barat.

“Pak Wali bilang nanti beliau yang pasang kembali, cuman karena ini akhir tahun kita pikirkan kembali. Nanti diingatkan kembali pak wali terkait dengan plang ini agar dalam waktu dekat dipasang,”sebutnya. Ditanya, apakah plang reklamasi jilid II ini isi dan maknanya sama dengan yang sebelumnya ? Rahmat Kawaroe menyebutkan minimal sama karena tidak mungkin akan sesuai persis. Sebelum memasang dia juga ingin mencoba mengkoordinasikan terlebih dahulu bersama pihak ATR/BPN terkait isi, plang larangan tersebut.

Terkait siapa dalang yang mencopot plang reklamasi, Rahmat Kamaroe tak ingin berprasangka buruk, karena bukti juga sangat minim. Dia minta agar masyarakat Kota Palu dalam menyikapi peristiwa berprasangka yang baik, karena mungkin saja kata Rahmat plang diterjang angin atau mungkin ada yang butuh dengan spanduk dari plang tersebut. “Kita belajar positiflah, barangkali saja ada yang butuh dengan spanduknya. Yang penting segera kita atasi, tapi saya tidak bisa janji kapan waktunya,”pungkasnya.(acm)

 

Sumber : Radar Sulteng, Jum’at 30-Desember-2016